Cara Menambah Ukuran Partisi /, /home, /var, dll pada Proxmox VE (How to increase /, /home, /var, etc partition on Proxmox VE)

Terkadang saat membuat partisi pada sebuah mesin linux kita tidak atau lupa memperhatikan berapa lama ukuran penyimpanan yang kita buat akan dapat menampung data yang disimpan. 1 tahun? 2 tahun? 3 tahun? sekian tahun? Adakalanya penyimpanan pada partisi tersebut penuh karena kebutuhan menyimpan semakin bertambah. Pada lingkungan virtual Proxmox, terutama untuk mesin virtual (bukan kontainer, untuk kontainer langkahnya lebih mudah), kita dapat menambahkan ukuran penyimpanan pada sebuah partisi tanpa harus mematikan mesin. Berikut ini adalah caranya.

1. Backup terlebih dahulu

Setiap akan melakukan perubahan terhadap sistem, saya sangat menyarankan untuk melakukan backup terlebih dahulu. Backup bisa anda lakukan melalui fasilitas backup di Proxmox VE atau melakukannya dengan manual (transfer file apps, export db dan transfer ke penyimpanan luar yang aman). Yang penting jangan lupa BACKUP DULU.

2. Mengubah ukuran disk pada mesin virtual Proxmox

Untuk mengubah ukuran disk, dalam hal ini menambahkan, maka pilih mesin virtual yang akan diubah, lalu pilih Hardware, lalu klik pada Hard Disk, pilih menu Resize Disk pada bagian atas, lalu tambahkan ukuran disk seperti gambar dibawah ini.

Contoh diatas adalah untuk menambahkan ukuran partisi sebesar 100GB.

3. Perhatikan status virtual group dengan vgdisplay

Berikutnya adalah melihat status virtual group apakah memungkinkan untuk dilakukan perubahan ukuran (resizeable)? Caranya adalah dengan perintah vgdisplay.

[root@apps2 ~]# vgdisplay 
  --- Volume group ---
  VG Name               apps2
  System ID             
  Format                lvm2
  Metadata Areas        1
  Metadata Sequence No  4
  VG Access             read/write
  VG Status             resizable
  MAX LV                0
  Cur LV                3
  Open LV               3
  Max PV                0
  Cur PV                1
  Act PV                1
  VG Size               95.70 GiB
  PE Size               4.00 MiB
  Total PE              24500
  Alloc PE / Size       24500 / 95.70 GiB
  Free  PE / Size       0 / 0   
  VG UUID               bucLDW-MUWt-vyNO-piuo-Un82-M9Wf-KXUyMK

Perhatikan bahwa VG Status : resizeable.

Selanjutnya periksa menggunakan perintah lsblk. lsblk adalah sebuah perintah di sistem operasi Linux yang digunakan untuk menampilkan informasi tentang blok perangkat penyimpanan, seperti hard drive dan partisi. Perintah ini dapat memberikan tampilan hierarki yang jelas tentang perangkat penyimpanan yang terhubung ke sistem.

[root@apps2 ~]# lsblk 
NAME            MAJ:MIN RM  SIZE RO TYPE MOUNTPOINT
sda               8:0    0  200G  0 disk 
├─sda1            8:1    0    2G  0 part /boot
└─sda2            8:2    0 95.7G  0 part 
  ├─centos-root 253:0    0 58.6G  0 lvm  /
  ├─centos-swap 253:1    0  7.8G  0 lvm  [SWAP]
  └─centos-var  253:2    0 29.3G  0 lvm  /var
sr0              11:0    1  918M  0 rom  

Perhatikan drive sda memiliki ukuran 200G sementara yang digunakan hanya 95.7G (lihat pada hasil vgdisplay). Ini berarti kita bisa merubah ukuran pada partisi yang kita inginkan.

4. Resize menggunakan parted

Langkah berikutnya adalah dengan mengubah ukuran partisi dengan menggunakan parted.

root@apps2 ~]# parted 
GNU Parted 3.1
Using /dev/sda
Welcome to GNU Parted! Type 'help' to view a list of commands.

(parted) print                                                            
Model: QEMU QEMU HARDDISK (scsi)
Disk /dev/sda: 215GB
Sector size (logical/physical): 512B/512B
Partition Table: msdos
Disk Flags: 

Number  Start   End     Size    Type     File system  Flags
 1      1049kB  2098MB  2097MB  primary  xfs          boot
 2      2098MB  105GB   103GB   primary               lvm

(parted) resizepart 2 100%                                                

(parted) print
Model: QEMU QEMU HARDDISK (scsi)
Disk /dev/sda: 215GB
Sector size (logical/physical): 512B/512B
Partition Table: msdos
Disk Flags: 

Number  Start   End     Size    Type     File system  Flags
 1      1049kB  2098MB  2097MB  primary  xfs          boot
 2      2098MB  215GB   213GB   primary               lvm

(parted) quit                                                             
Information: You may need to update /etc/fstab.

Perhatikan perintah resizepart 2 100%. Perintah ini artinya mengubah ukuran partisi nomor 2 dari size 103GB menjadi ukuran maksimal sesuai dengan sisa storage yang belum dibuat partisi (+100GB), sehingga hasil akhirnya adalah 213GB.

5. Ubah Physical Volume menggunakan pvresize

Sebelum melakukan perubahan physical volume, kita lihat dulu status saat ini.

[root@apps2 ~]# df -h                                                  
Filesystem               Size  Used Avail Use% Mounted on
devtmpfs                 7.6G     0  7.6G   0% /dev
tmpfs                    7.6G     0  7.6G   0% /dev/shm
tmpfs                    7.6G  8.6M  7.6G   1% /run
tmpfs                    7.6G     0  7.6G   0% /sys/fs/cgroup
/dev/mapper/centos-root   58G   14G   42G  25% /
/dev/sda1                2.0G  189M  1.8G  10% /boot
/dev/mapper/centos-var    29G   28G     0 100% /var
tmpfs                    1.6G     0  1.6G   0% /run/user/0

Dapat dilihat partisi /dev/mapper/centos-var yang di mount ke partisi /var sudah penuh alias 100% penggunaannya. Selanjutnya kita lihat status physical volume eksisting.

[root@apps2 ~]# pvdisplay 
  --- Physical volume ---
  PV Name               /dev/sda2
  VG Name               centos
  PV Size               <95.71 GiB / not usable 4.00 MiB
  Allocatable           yes (but full)
  PE Size               4.00 MiB
  Total PE              24500
  Free PE               0
  Allocated PE          24500
  PV UUID               NaOb7k-6Yqm-BPG1-yvSu-7mh0-I6MG-HL5dAG

Perhatikan PV Size masih <95.71 GiB. Selanjutnya kita resize menggunakan sisa storage dari physical yang belum digunakan dengan perintah pvresize.

[root@apps2 ~]# pvresize /dev/sda2
  Physical volume "/dev/sda2" changed
  1 physical volume(s) resized or updated / 0 physical volume(s) not resized

Perhatikan status yang resized atau updated. Selanjutnya periksa kembali menggunakan pvdisplay.

[root@apps2 ~]# pvdisplay 
  --- Physical volume ---
  PV Name               /dev/sda2
  VG Name               centos
  PV Size               198.04 GiB / not usable 2.00 MiB
  Allocatable           yes 
  PE Size               4.00 MiB
  Total PE              50699
  Free PE               26199
  Allocated PE          24500
  PV UUID               NaOb7k-6Yqm-BPG1-yvSu-7mh0-I6MG-HL5dAG

Perhatikan PV Size sekarang sudah menjadi 198.04 GiB.

6. Ubah logical volume menggunakan lvextend

Setelah physical volume diubah, langkah selanjutnya adalah merubah logical volume. Pada kasus ini yang akan diperluas adalah partisi /dev/centos/var yang di mount ke /var. Berikut ini adalah perintah untuk memperluas /dev/centos/var dengan menggunakan semua sisa physical volume (100%) yang belum dipartisi menggunakan logical volume.

[root@apps2 ~]# lvextend /dev/centos/var -l+100%FREE
  Size of logical volume centos/var changed from <29.30 GiB (7500 extents) to <131.64 GiB (33699 extents).
  Logical volume centos/var successfully resized.

Perhatikan bahwa logical volume telah diubah dari <29.30 GiB menjadi <131.64 GiB.

7. Finalisasi dengan resize2fs

Langkah terakhir adalah dengan memberitahu sistem linux atas perubahan partisi baru dengan menggunakan perintah resize2fs.

[root@apps2 ~]# resize2fs /dev/centos/var
resize2fs 1.42.9 (28-Dec-2013)
Filesystem at /dev/centos/var is mounted on /var; on-line resizing required
old_desc_blocks = 4, new_desc_blocks = 17
The filesystem on /dev/centos/var is now 34507776 blocks long.

Terakhir adalah dengan melihat apakah partisi /var sudah sesuai dengan harapan yaitu bertambah ukurannya.

[root@apps2 ~]# df -h
Filesystem               Size  Used Avail Use% Mounted on
devtmpfs                 7.6G     0  7.6G   0% /dev
tmpfs                    7.6G     0  7.6G   0% /dev/shm
tmpfs                    7.6G  8.6M  7.6G   1% /run
tmpfs                    7.6G     0  7.6G   0% /sys/fs/cgroup
/dev/mapper/centos-root   58G   14G   42G  25% /
/dev/sda1                2.0G  189M  1.8G  10% /boot
/dev/mapper/centos-var   130G   28G   97G  22% /var
tmpfs                    1.6G     0  1.6G   0% /run/user/0

Dapat dilihat bahwa /dev/mapper/centos-var sekarang sudah 130G. Jangan lupa kerjakan dengan penuh hati-hati dan INGAT! BACKUP DULU. Sekian. 🙂

Pengalaman Mendaftar Beasiswa Kominfo

Saat tulisan ini saya buat, saya sudah berkuliah semester ketiga di Institut Teknologi Bandung. Tapi karena belum pernah saya tulis sebelumnya jadi saya tulis saja sekarang. Tulisan dengan tema pengalaman berkuliah di ITB ini InsyaAllah akan saya tulis menjadi beberapa tulisan. Mulai dari mencari dan mendaftar beasiswa, mendaftar di ITB, proses seleksi, pengumuman, persiapan menjadi mahasiswa baru dan pekuliahan (semoga saja tidak malas nulis lagi seperti sebelum-sebelumnya, wekekeke).

Oke, jadi di tahun 2021 saya membulatkan tekat untuk melanjutkan studi saya ke pascasarjana. Proses pertama adalah mencari beasiswa, karena untuk mendapatkan tugas belajar di kantor akan lebih mudah jika ditempuh dengan kuliah dengan beasiswa. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari informasi sebanyak mungkin tentang pemberi beasiswa yang ada. Banyak pilihan tinggal di googling aja, ada lpdp, pusbindiklatren, kominfo, beasiswa unggulan, dll. Nah, cara untuk mencari beasiswa ini bisa dengan 2 cara: (1) mencari beasiswanya dulu; (2) mencari kampusnya, lalu cari tahu di kampus itu ada beasiswa apa aja? Karena saya memang sudah tau informasi tentang beasiswa kominfo, maka saya mendaftar beasiswa itu.

Untuk beasiswa kominfo sendiri setiap tahun selalu diadakan untuk S2 dalam negeri dan luar negeri. Untuk mengetahui informasi atau update tentang beasiswa kominfo ini dapat melalui kanal-kanal media sosial dari kominfo, balitbang kominfo atau biasanya ada pesan berantai (share dari group atau teman) yang beredar setiap ada pembukaan beasiswa. Selain itu, informasi beasiswa kominfo juga bisa dipantengin di website resminya: https://beasiswa.kominfo.go.id/, https://balitbangsdm.kominfo.go.id/ atau https://kominfo.go.id/. Biasanya, informasi pembukaan ini dimulai di bulan Februari tiap tahunnya.

Setelah mendapat informasi pembukaan beasiswa kominfo, langkah selanjutnya adalah pelajari detail dari penawaran beasiswanya. Detail itu termasuk persyaratan umum, persyaratan khusus, perguruan tinggi yang tersedia dan cara mendaftar. Jangan ragu untuk bertanya kepada kontak yang tertera di pengumuman tersebut jika dirasa ada hal yang belum dipahami.

Oiya, beasiswa kominfo biasanya selain untuk asn/tni/polri bisa juga untuk umum. Untuk jurusan / prodi nya sendiri biasanya ada jurusan teknologi informasi, kepemimpinan dan hubungan masyarakat. Untuk saat ini (Tahun 2022) beasiswa kominfo bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Andalas (Unand), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Sumatera Utara (USU), Eotvos-Lorand University (Hungaria), International Institute of Information Bangalore (India), Tsinghua University (China), The University of Electro-Communications (Jepang) dan University of Twente (Belanda).

Hampir semua perguruan tinggi yang dapat dibiayai oleh beasiswa kominfo ini, persyaratan pertamanya adalah mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dari prodi perguruan tinggi yang dituju, setelah itu baru berproses untuk beasiswanya. Sependek yang saya tahu, rata-rata setiap perguruan tinggi sudah ada bagian yang khusus mengurus semua administrasi dan komunikasi yang dibutuhkan untuk program beasiswa ini.

Oke, mungkin segitu dulu tulisannya, semoga ada tulisan berikutnya yang menyusul. Tetap semangat!

Halo dunia!

Bismillah… kali ini saya akan aktifkan kembali domain ini, setelah sekian lama non aktif, sempat dibeli orang lain dan kini kembali ke saya lagi, hehehe.

Rencana isinya akan meneruskan yang terdahulu, yaitu tentang hasil eksperimen dan trial error yang saya lakukan di dunia teknologi informasi.

Semoga bisa rajin nulis lagi. Semangat!

Ngga Enaknya Blog Tanpa Database Buffer *sigh*

Blog ini saya bikin pake sphpblog, uniknya sphpblog ini tanpa database, jadi semua entry / tulisan disini disimpan dalam bentuk plaintext atau file text murni.

Tapi nggak enaknya ngga ada buffer / penyangga, jadi kalau pas udah nulis cape-cape dan ternyata session nya habis, nggak kesave (-:

Ini kejadian tadi pagi, saya nulis tentang penggunaan NFS di linux, udah jadi, eee… session habis, akhirnya ngga kesave, musti nulis ulang. capee deehh

Hei teknisi speedy dan atau telkom… sosialisasikanlah DNS yang kamu punya!

Rasa heran kadang muncul, karena setiap melihat IP DNS yang digunakan di user-user Internet yang saya temui, yang rata-rata mereka menggunakan produk telkom dan atau speedy, khususnya didaerah Jakarta dan Jawa Barat, hampir bisa dipastikan saya temui IP DNS yang sama yaitu : 202.134.0.155 atau 202.134.1.10

Hal tersebut membuktikan kurangnya sosialisasi pihak ISP untuk memberikan DNS alternatif yang mereka miliki, karena setahu saya lumayan banyak list DNS Server milik mereka.

Logikanya gini, kalau yang disosialisasikan atau disettingkan ke konfigurasi internet user-user hanya itu saja, maka load Server DNS itu akan tinggi yang menyebabkan updating resolvernya akan lambat. Gimana nggak lambat kalau dihajar buanyak user dalam satu waktu 😐

Jadi, itung-itung bantuin sosialisasi DNSnya telkom, berikut daftar IP DNS Server milik Telkom dan atau Speedy yang bisa anda pakai :

* 202.155.0.20

* 202.155.0.15

* 202.134.0.62

* 202.134.0.155

* 202.134.1.10

* 202.134.2.5

* 203.130.196.5

Yang suka IP Cantik / Ganteng, bisa pake DNS Publik nya Google :

* 8.8.8.8

* 8.8.4.4

Atau, untuk aman-nya, bisa gunakan DNS Nawala yang bisa sekalian untuk memfilter konten-konten negatif di belantara maya :

* 180.131.144.144

* 180.131.145.145

Sekian, jadi untuk user yang menggunakan DNS Defaultnya Telkom (202.134.0.155 atau 202.134.1.10) kalau ping ke IP Publik seperti ping ke 8.8.8.8 atau ke 180.131.144.144 bisa sedangkan ping ke domain seperti ping linux.or.id tidak bisa, silahkan ganti DNS anda.

HTH

* hal ini terjadi malam ini, karena domain ini sudah diresolve dengan baik di DNS Server lain (bahkan dicek di opendns cache keluar hasil : “All locations returned the same (valid) answer.”, tapi pake DNS Server Defaultnya Speedy belum bisa diresolve. (-:

Selamat Hari SysAdmin

Apakah anda tau kalau hari ini hari SysAdmin…???

Saya sendiri hampir lupa… haha, thanks buat @google yang telah mengingatkan melalui twit.

Setiap Jum’at terakhir pada bulan Juli diperingati sebagai hari SysAdmin Seluruh Dunia… untuk itu saya mengucapkan :

Selamat Hari Sysadmin…!!!

untuk seluruh SysAdmin yang telah mendedikasikan waktunya untuk menjaga dan mengelola Sistem hingga terbentuknya era informasi seperti saat ini.